PENJELASAN DZIKIR PAGI PETANG KE 3
Oleh Abu Rufaydah
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
ALLAHUMMA ANTA RABBII LÂ ILÂHA ILLÂ ANTA KHALAQTANII WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU A’ÛDZU BIKA MIN SYARRI MÂ SHANA’TU ABÛ`U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA ABÛ`U BIDZANBII FAGHFIRLÎ FA INNAHU LÂ YAGHFIRU ADZ DZUNÛBA ILLÂ ANTA
(Ya Allâh, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian untuk taat kepada-Mu dan janji balasan-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menyebutkan keutamaan sayyidul istighfar,
مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوْقِنًا بِهَا ، فَمَـاتَ مِنْ يوْمِهِ قَبْل أَنْ يُمْسِيَ ، فَهُو مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوْقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
“Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga. (Muttafaq alaih).
Pelajaran dari doá di atas :
- Dinamakan dengan sayyidul istighfar karena kandungan do’a di dalamnya memperlihatkan kerendahan dan kehinaan hamba di sisi Allah.
- Nabi Shallallahu Álahi Wa Sallam yang menamakan do’a ini dengan Sayyidul Istighfar yang bermakna pemimpinnya istighfar.
- Allah adalah Rabb semesta alam, Yang Maha Menghidupkan dan Mematikan, Maha Mengatur dan Mengendalikan.
- Dialah Allah satu-satunya Tuhan yang berhak diibadahi. Semua peribadahan selain Allah adalah sesembahan yang batil.
- Allah Dzat yang Maha Menciptakan
- Dialah yang memiliki kita dan mengatur kita. Hamba yang lemah sedang menghadap kepada Pemiliknya, satu-satunya yang bisa mengampuni dosanya. (Hasyiyah as-Sindi ‘ala Sunan an-Nasa’I, 8/280).
- Hamba yang lemah mengakui akan kekuatan Allah, akan selalu tetap setia dengan janjinya. Yaitu janji yang akan senantiasa tunduk dan patuh kepada aturan Allah sesuai tuntunan Rasulullah.
- Berlindung dari keburukan, kemaksiatan dan dosa yang telah diperbuat, itu semua karena perbuatan hamba yang lemah. Karena itu hamba yang lemah memohon perlindungan kepada Allah yang Maha kuat agar dilindungi dari keburukan diri sendiri.
- Mengakui bahwa semua nikmat dan karunia ini murni dari Allah, bukan karena keahlian, kecerdasan, kepintaran seorang hamba yang lemah. Sehingga seorang hamba tidak ujub, riya, dan sum’ah terhadap nikmat yang dia dapatkan.
- Hamba mengakui dengan dosa yang diperbuat, padahal semua nikmat yang Allah berikan selayaknya dipergunakan untuk beribadah kepada Allah, akan tetapi hamba tidak mampu menghindari maksiat dan dosa yang telah diperbuat.
- Sekalipun hamba sadar dengan dosa yang hamba perbuat, tapi hamba yakin bahwa Engkaulah Dzat yang Maha Pengampun, maka ampunilah dosa hamba yang lemah ini. Karena tidak ada yang mengampuni kecuali Engkau.
Jika do’a ini dibaca disertai dengan memahami kandungan maknanya, maka kita akan semakin khusyu’ memunajatkan do’a ini dalam setiap kondisi apapun.