Maraknya perumahan diberbagai daerah, menawarkan berbagai macam fasilitas dan bonus. Benar-benar menggiurkan dan memudahkan bagi mereka yang mendambakan sebuah hunian yang diidam-idamkan. Mulai dari yang property syari’ah sampai yang riba, bak jamur di musim hujan. Tentunya hal ini sangat membantu bagi mereka yang tidak mampu membangun rumah. Rumah sebagaimana fungsinya sebagai tempat berteduh dan bercengkrama dengan keluarga.
Mengingat rumah begitu penting bagi keberlangsungan sebuah keluarga, maka ada yang jauh lebih penting dari rumah yaitu tetangga. Ya,.. tetangga sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan dalam agama islam cara bertetangga diatur sedemikian rupa dan lengkap. Oleh karena itu memilih tetangga lebih penting daripada sekedar memilih rumah. Oleh karena itu ketika kita akan tinggal di suatu tempat sebelum menanyakan rumahnya, maka tanyakan terlebih dahulu tetangganya.
Pepatah arab mengatakan al jaar qabla ad-daar (tetangga dulu sebelum rumah). Sebuah perumpamaan dalam bahasa Arab yang sangat populer, yang mengajarkan tentang pentingnya mencari tetangga atau lingkungan yang baik. Seorang ayah bertanggungjawab atas anak dan istrinya untuk mencari lingkungan yang baik. Karena baik atau tidaknya lingkungan akan berpengaruh kepada rumah tangga yang kita bina.
Apa yang kurang dari fasilitas yang dimiliki oleh istana Fir’aun ? tapi apa yang dirasakan oleh istrinya, ia tidak mendapatkan kenyamanan dan ketenangan, karena memiliki suami atau tetangga yang tidak mamberikan kenyamanan dan ketenangan.
Allah Ta’ala berfirman:
رَبِّ ابْنِ لِي عِندَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
“Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim. (QS. At-Tahriim : 11)
Lihatlah, kata “عندك” didahulukan daripada kata “بيتا”. Seakan-akan istri Fir’aun berkata, “Menjadi dekat dengan-Mu lebih penting daripada sekedar menempati sebuah rumah”. Ya… pasangan dan tetangga menjadi bagian terpenting untuk mendapatkan ketenangan hati dan jiwa. Apa manfaat dari besarnya rumah dan luasnya halaman jika hati terasa sempit dan sesak dengan keadaan rumah dan lingkungan.
Allah Ta’ala berfirman,
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ
“Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh.” (QS. An Nisa: 36).
Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam juga bersabda,
مَا زَالَ يُوصِينِى جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
Artinya: “Jibril senantiasa bewasiat kepadaku agar memuliakan (berbuat baik) kepada tetangga, sampai-sampai aku mengira seseorang akan menjadi ahli waris tetangganya” (HR. Al Bukhari no.6014).
Syaikh Abdul Aziz as-Sayyid Nada dalam kitabnya Mausu’atu Adab menuliskan beberapa catatan tentang tetangga, diantaranya :
- Menyukai kebaikan bagi tetangga sebagaimana ia menyukai kebaikan tersebut bagi dirinya sendiri.
- Tidak mengganggu baik dengan ucapan atau perbuatan.
- Selalu berbuat baik kepada tetangga.
- Bersabar terhadap gangguan tetangga.
- Memberi tetangganya makanan, terlebih jika ia orang fakir.
- Membantu tetangganya dengan harta jika ia membutuhkan.
- Turut merasakan kegembiraan dan kesedihannya.
- Menawarkan rumah kepada tetangganya sebelum kepada yang lain jika ia ingin pindah dari tempat itu.
- Tidak melarang tetangga menyandarkan kayu di dingding rumahnya.
- Menjaga kehormatan tetangga dan tidak mengkhianatinya.
- Menunaikan seluruh hak muslim atas muslim yang lainnya.
- Menasehati tetangga, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari perkara munkar.
disusun oleh Ustadz Abu Rufaydah, Lc,. MA